BAB I PENDAHULUAN
1. Lahirnya Ilmu Ekonomi Pertanian
Ilmu ekonomi pertanian adalah
ilmu terapan yang digunakan mengkaji dan memecahkan permasalahan aspek sosial
ekonomi di bidang pertanian.
Perkembangan pertanian yang berawal dari aktivitas mengumpul untuk
memenuhi kebutuhan sendiri yang terjadi sesaat hingga budidaya tanaman dan
ternak secara komersial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
tempo waktu yang lebih lama menyebabkan berbagai permasalahan dalam aspek
sosial ekonomi petani sering muncul.
Perkembangan perekonomian yang mengarah pada spesialisasi produksi tidak
dapat diikuti oleh perkembangan produksi di bidang pertanian. Teori
Malthus sebagai misal mengatakan bahwa
kebutuhan akan bahan pangan bertumbuh dengan deret ukur sementara produksi
bahan pangan yang nota bene adalah dihasilkan oleh sektor pertanian bertumbuh
dengan deret hitung. Produksi pertanian harus dapat bertumbuh lebih cepat
dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi yang ada didalamnya.
Kebutuhan ilmu pengetahuan
yang dapat memecahkan permasalahan sosial ekonomi petani menyebabkan beberapa
ahli di bidang ilmu pertanian mulai mengajarkan ilmu ekonomi pertanian di
perguruan tinggi. Ilmu Ekonomi Pertanian ditengarai mulai berkembang di kawasan
benua Eropa yang diawali dari terbitnya buku yang ditulis oloeh Von Der Goltz
yang berjudul Handbuch der
Landwirtschaftlichen Bertriebslehrepada tahun 1885. Pada fase perkembangan berikutnya, mata
pelajaran Rural Economics mulai
diajarkan di Universitas Ohio pada tahun 1892 dan dilanjutkan oleh lahirnya
beberapa mata kuliah yang lebih spesifik pada permasalahan sosial ekonomi
pertanian seperti Economics of
Agriculture, Agricultural Economics, Farm Management, dan Agricultural Production Economics yang
mulai diajarkan pada beberapa perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat
pada awal tahun 1900’an.
Ilmu Ekonomi Pertanian
selanjutnya mulai diberikan pada
beberapa Fakultas Pertanian terkemuka di Indonesia oleh beberapa ilmuwan yang
meneruskan aliran pengajaran Eropa Barat sehinga ilmu ini lebih banyak
berorientasi pada pengkajian permasalahan pada aspek sosial ekonomi pertanian.
Pada perkembangan selanjutnya Ilmu Ekonomi pertanian tidak saja hanya
dipelajari oleh mahasiswa Fakultas Pertanian tapi juga oleh mahasiswa fakultas lain
seperti Fakultas Ekonomi, Hukum dan Sosial Politik dengan penekanan lebih
sesuai dengan latar belakang keilmuan yang dipelajarinya.
Sifat Ilmu Ekonomi Pertanian
Ilmu
ekonomi pertanian di Indonesia berkembang dari dua segi pandangan, yaitu :
1
merupakan salah satu bagian dari atau
cabang dari pada ilmu pertanian yaitu bagian atau aspek- aspek
social-ekonomi dari persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian.
2
bagi para mahasiswa fakultas ekonomi,
ilmu ekonomi pertanian mempunyai ciri dan tekanan yang agak berbeda. Bagi
mereka ilmu ekonomi pertanian tidak lain daripada ilmu ekonomi, yaitu ilmu
ekonomi yang diterapkan pada bidang pertanian.
Definisi Ilmu Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian
terdiri dari kata ekonomi dan pertanian. Banyak definisi dari ekonomi
dan pertanian pada buku-buku. Namun secara
singkat dapat diberikan pengertiannya sebagai berikut:
1. Ekonomi
adalah ilmu yang menjelaskan hubungan
manusia dengan kebu-tuhannya, baik dengan
manusia atau dengan non-manusia. Sosial adalah
hubungan manusia dengan manusia, tidak boleh hubungan antara manusia dengan
materi (non-manusia)
2. Pertanian adalah
salah satu cabang produksi biologis. Jadi ekonomi pertanian
adalah bagian ilmu pertanian yang menjelaskan
fenomena pertanian dari sudut ekonomi, atau bagian dari ilmu ekonomi yang
diterapkan pada sector pertanian.
Produksi adalah
setiap usaha manusia yang menambah guna atau utility dari suatu barang
atau jasa (definisi menurut Meyers). Beribu
macam produksi di dunia ini, akan
tetapi semuanya itu berasal dari 4 (empat) cabang produksi yaitu:
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Perdagangan/jasa
Ada dua esensi dalam
ciri khas dari pertanian yaitu:
1. terdapat perubahan
zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik
2. terdapat sifat
reproduksi atau berketurunan.
Berdasarkan ciri
di atas maka usaha membuat tauge dari kedele tidak termasuk pertanian
karena disitu tak ada sifat reproduksi,
pada hal terdapat perubahan anorganik
menjadi organik. Apakah ada usaha yang
mempunyai sifat reproduksi tanpa ada perubahan
anorganik menjadi organik?
Berdasarkan
esensi dalam ciri khas di atas maka
peternakan, perikanan dan kehutanan termasuk pertanian
(pertanian dalam arti luas). A.T.Mosher mengatakan bahwa pertanian itu terdiri
dari usahatani (farm). Usaha tani adalah sebagian dari permukaan bumi tempat
bercocok tanam atau memelihara ternak oleh seorang
petani, atau satu lembaga atau badan tertentu lainnya.
Usahatani itu adalah tanah. Usahatani itu dapat sebagai suatu cara hidup (a way
of life), dapat sebagai perusahaan (the farm business).
BAB II EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia
Negara kita terletak di daerah tropis, dekat garis khatulistiwa, sehingga
hanya ada dua musim. Di samping itu pula, berkaitan dengan letaknya antara dua
lautan (lautan Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia).juga
mempengaruhi iklim Indonesia terutama dalam perubahan arah angin dari daerah
tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Bentuk permukaan tanah yang
bergunung-gunung memungkinkan adanya variasi suhu udara yang berbeda-beda pada
suatu daerah tertentu. Selain itu pula tanah yang berasal dari gunung (berapi)
sangat subur.
Faktor lain yang tidak kalah penting, yaitu jenis tanah. Jenis tanah pada
umumnya ada tiga, yaitu :
1
Tanah pegunungan berapi (Vulkanis) yang umumnya
sangat subur dengan susunan tanah yang baik.
2
Tanah Aluvial yang subur tetapi agak berat.
3
Tanah Tersier yang kurang subur dan berat.
Pertanian bukan saja merupakan soko guru perekonomian rakyat Indonesia tetapi
juga merupakan sumber devisa negara, karena ekspor hasil pertanian juga
mempunyai arti yang cukup penting.
Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar
daerahnya berada di daerah tropik yang langsung dipengaruhi oleh garis
khatulistiwa yang memotong Indonesiahampir menjadi dua. Di samping pengaruh
khatulistiwa, ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian
Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai kepulauan dan kedua,
topografinya yang bergunung-gunung. Bentuk tanah yang bergunung-gunung
memungkinkan adanya variasi suhu udara yang berbeda-beda pada suatu daerah
tertentu. Pada daerah pegunungan yang makin tinggi, pengaruh iklim tropik makin
berkurang dan digantikan oleh iklim sub-tropik (setengah panas) dan iklim
setengah dingin. Secara oceanografis perairan laut diIndonesia sangat
dipengaruhi oleh kedua lautan dan benua tersebut.
Walaupun pada kenyataannya tanaman-tanaman pertanian iklim sub-tropik
dan tanaman iklim sedang seperti the, kopi, kina, sayur-sayuran dan buah-buahan
menjadi tanaman perdagangan penting di Indonesia, namun hasil pertanian
Indonesia yang penting adalah tanaman iklim panas seperti padi, jagung,
tembakau, tebu, karet dan kopra. Sebagai daerah kepulauan yang beriklim
panas,Indonesiamempunyai curah hujan yang tinggi. Untuk kawasan Asia
tenggara,Indonesiamemiliki areal hutan yang terluas. Dari seluruh tanahIndonesia±
63% di antaranya ditutupi oleh hutan.
Pada daerah dengan curah hujan sedang dan rendah, ditandai oleh adanya
hutan yang tidak lebat dan padangsabana. Indonesiabagian Timur (makin ke Timur
makin kering) adalah daerah sabana yang mempunyai cukup persediaan hijauan
makanan ternak sehingga sangat cocok untuk kehidupan ternak terutama sapi,
kerbau, kuda, kambing dan domba. Sebaliknya suhu yang tinggi dan kelembaban
yang rendah sangat memudahkan menularnya berbagai penyakit hewan seperti anthrax,
surra, scabies dan sebagainya. Daerah-daerah yang sangat kekurangan
air dan kurang subur seperti Gunung Kidul di Yogyakarta atau Wonogiri di
Surakarta, cara dan saat bertanam sangat erat hubungannya dengan musim. Di
daerah-daerah ini digunakan sistem pertanian yang dikenal dengan nama “tumpang
sari”.
Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja
pada sektor pertanian atau dari pokok nasional yang berasal dari
pertanian. Pada tahun 1930 jumlah investasi asing yang masuk
keIndonesiamencapai US$ 1,6 milyar, 54% diantaranya di tanam pada bidang
pertanian. Tahun 1973, 65% dari penduduk masih hidup di sektor pertanian
walaupun sektor ini dalam Produk Domestik Bruto hanya menyumbang sekitar 40%
saja; ini berarti bahwa pendapatan perkapita penduduk sektor pertanian relatif
lebih rendah, sekitar dua pertiga dari pada pendapatan di luar sektor
pertanian. Pada tahun 1985, keadaan ini tidak banyak berubah, walaupun penduduk
yang bekerja disektor ini menurun menjadi hanya 54,66% tetapi sumbangannya
terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto juga menurun yaitu 24%. Pada tahun
1974, 22% dari nilai ekspor keseluruhan berasal dari hasil-hasil pertanian
yaitu:karet, kayu, kopi, minyak kelapa sawit, kopra, bungkil kopra, tembakau,
the, lada, rotan dan serat tali keras.
Sebagian besar hasil-hasil bidang pertanian rakyat adalah bahan makanan
terutama beras untuk konsumsi sendiri, sedangkan hampir seluruh hasil
perkebunan adalah ekspor. Menurunnya peranan sektor pertanian dalam ekspor
terutama disebabkan oleh terus menurunnya harga karet alam di pasar dunia,
komoditi ekspor tradisionilIndonesia. Menurunnya harga karet di pasaran
internasional telah mempengaruhi perkembangan nilai ekspor karet.
Pembagian
Bidang-bidang Pertanian
Pertanian
dalam arti luas dan arti sempit
Pertanian
dalam arti luas mencakup:
1.
Pertanian rakyat
2.
Perkebunan (termasuk di dalamnya perkebunan rakyat dan
perkebunan besar)
3.
Kehutanan
4.
Peternakan, dan
5.
Perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih
lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).
Pertanian
Rakyat
Pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga di mana diproduksi bahan
makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian)
dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian
rakyat diusahakan di tanah-tanah sawah, ladang dan pekarangan. Walaupun tujuan
penggunaan hasil-hasil tanaman ini tidak merupakan kriteria, namun pada umumnya
sebagian besar hasil-hasil pertanian rakyat adalah untuk keperluan konsumsi
keluarga.
Di dalam pertanian rakyat hampir tidak ada usaha tani yang
memproduksikan hanya satu macam hasil saja. Dalam satu tahun petani dapat
memutuskan untuk menanam tanaman bahan makanan atau tanaman perdagangan.
Keputusan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan
makan untuk seluruh keluarga petani, sedangkan putusannya untuk menanam tanaman
perdagangan didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil
penjualan tanaman tersebut dan harapan harga.
Di samping hasil-hasil tanaman usahatani pertanian rakyat meliputi pula
usaha-usaha mata pencaharian tambahan yaitu peternakan, perikanan dan kadang-kadang
usaha pencarian hasil hutan. Apabila pendapatan seorang petani sebagian besar
dari perikanan (darat atau laut) maka dia disebut nelayan. Tetapi kedudukannya
dan posisi ekonomi nelayan selalu dianggap sama dengan petani biasa, yaitu
sifatnya yang kecil-kecilan dan tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari dari nelayan dan keluarganya.
Apabila usaha-usaha peternakan dan kehutanan ini sudah dilakukan secara
besar-besaran maka pada umumnya akan bersifat spesialisasi dan tidak diusahakan
bersama-sama dengan bidang-bidang usahatani lainnya sebagaimana pada pertanian
rakyat. Alasan untuk mengadakan spesialisasi ini adalah terutama alasan ekonomi
efisiensi.
Perkebunan
Perkebunan atau Plantation, tidak hanya dikenal diIndonesia tetapi
dibanyak negara lain. Namun begitu pada umumnya perkebunan ini didapatkan di
daerah-daerah bermusim panas di dekat khatulistiwa dan karena menggunakan
sistem manajemen seperti pada perusahaan industri dengan memanfaatkan
hasil-hasil penelitian dari teknologi terbaru maka sering pula disebut
“industri perkebunan” atau industri pertanian.
Sejarah perkebunan asing di Indonesia dimulai pada tahun 1870 dengan
pengundangan Hukum Agraria oleh pemerintah colonial Belanda yang memungkinkan
pemilik modal besar di Negeri Belanda dan negeri-negeri Eropa Barat lainnya
menanam modalnya di Indonesia. Hak-hak usaha yang diperoleh para penanam modal
tersebut terkenal dengan nama hak-hak erfpahct yang meliputi jangka
waktu maksimum 75 tahun dengan luas maksimum 360 hektar (900 acres).
Hak-hak lain yang dapat diberikan kepada orang-orang asing adalah hak opstaal
untuk mendirikan bangunan-bangunan pabrik untuk usaha dan hak eigendom
terutama untuk rumah-rumah tempat tinggal.
Kehutanan
Ilmu ekonomi kehutanan pada prinsipnya merupakan ilmu yang menerangkan
bagaimana hubungan antara tanah-tanah hutan dengan manusia dan alokasi
sumber-sumber tersebut dapat memberikan kepuasan yang diinginkan oleh manusia.
Dr. Henry Vux dari UniversitasCaliforniamemberikan pendapatnya tentang mengapa
ilmu ekonomi diperlukan dalam hal ini:
1.
Pada umumnya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan
jangka waktu panjang.
2.
pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya)
juga merupakan hasil akhir.
3.
dan masalah yang paling sulit bahwa nilai hutan
tidak dapat langsung diukur dengan harga pasar yang ada.
Di Indonesia hutan yang luasnya lebih dari 120 juta hektar dikategorikan
berdasarkan Rencana Peruntukan ke dalam:
1.
Hutan lindung yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap tanah, tata air, iklim serta lingkungannya.
2.
hutan suaka alam yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap binatang, untuk keperluan pengetahuan & kebudayaan.
3.
hutan produksi yaitu hutan yang memberi manfaat
produksi kayu dan hasil hutan yang lain, berdasarkan prinsip-prinsip pegelolaan
hutan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan hasil
4.
Hutan wisata yaitu hutan yang menyediakan keindahan
alamnya untuk kepentingan pariwisata.
Peternakan
Dilihat dari pola pemeliharaannya peternakan diIndonesia dapat dibagi
menjadi 3 kelompok:
1.
Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional
Keterampilan sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu
yang relatif terbatas. Ternak pemakan rumput digembalakan dipadangumum, di
pinggir jalan dan sawah, di pinggir sungai atau di tegalan sendiri. Kalau siang
hari diberi minum dan dimandikan seperlunya sebelum dimasukkan ke dalam
kandang. Pemeliharaan dengan cara ini dilakukan setiap hari dan dikerjakan oleh
anggota keluarga peternak.
2.
Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersil
Keterampilan yang mereka miliki dapat dikatakan lumayan. Penggunaan
bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat cenderung meningkat, walaupun
lamban. Jumlah ternak yang dimiliki 2-5 ekor ternak besar dan 5-100 ekor ternak
kecil terutama ayam.
3.
Peternakan komersil
Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan
dalam segi modal dan sarana produksi dengan teknologi yang agak modern. Semua
tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama di beli dari luar dalam jumlah
yang besar. Tujuan utamanya ialah mengajar keuntungan sebanyak-banyaknya. Biaya
produksi ditekan serendah mungkin agar dapat menguasai pasar.
Perikanan
Yang dimaksud dengan perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya
ikan serta pengolahan sampai pemasaran hasilnya. Sedang yang dimaksud sumber
perikanan ialah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat
maupun laut.
Usaha perikanan diIndonesiamasih merupakan perikanan rakyat dengan
menggunakan perahu layar. Penggunaan perahu layar jauh lebih banyak dari pada
perahu motor. Walaupun lambat tapi dari tahun ke tahun penggunaan kapal motor
terus meningkat.
Pertanian
ekstraktif dan pertanian generatif
Secara teknis ekonomis proses pengambilan hasil dari tanah atau alam
dapat dibedakan pula menjadi dua, yaitu pertama, proses yang sifatnya
ekstraktif yaitu mengambil hasil dari alam dan tanah tanpa usaha untuk
mengembalikan sebagian hasil tersebut untuk keperluan pengambilan di kemudian
hari.Pertanian macam kedua adalah yang sifatnya generatif yaitu
pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan,
pemeliharaan, pemupukan dan lain-lain baik untuk tanaman maupun untuk
hewan. Di samping usahatani tanam-tanaman (pertanian rakyat dan
perkebunan) kita kenal pula usahatani peternakan dan perikanan yang bersifat
generatif. Petani peternak memerlukan bibit-bibit ternak yang setelah
dipelihara dan diusahakan selama waktu tertentu akan memberikan hasil kepada si
peternak, hasil yang lebih tinggi nilainya dari pada bibit atau modal
pertanian.
Dari segi ekonomi ada perbedaan penting antara pertanian generatif dan
ekstraktif. Dalam pertanian generatif ada hubungan yang jelas antara faktor
produksi sebagai modal atau input dan hasil produksi sebagai output. Salah satu
faktor produksi yang harus ada dalam pertanian generatif adalah bibit atau
benih yang dalam proses produksi dalam hal ini ada yang memakan waktu pendek
misalnya 3-4 bulan (tanam-tanaman padi, jagung, kacang-kacangan dan lain-lain),
tetapi ada pula yang memakan waktu beberapa tahun seperti pada tanaman karet,
kelapa, cengkeh dan sebagainya. Dalam pertanian yang bersifat ekstraktif, yang
diperlukan adalah peralatan untuk mengambil sesuatu hal yang sudah ada di dalam
tanah atau air. Dalam hal ini modal dan tenaga kerja memegang peranan
penting yang harus disertai ketrampilan tertentu, terutama bila hasil atau
barang yang bersangkutan masih harus dicari seperti pada ikan di laut atau di
sungai.
1 komentar:
pake daftar pustaka dong.. kan jadi lebih eksklusif,,
jadi ga dianggap plagiat kan... (y)
Posting Komentar