Powered By Blogger

Senin, 12 November 2012

VERTIKULTUR


Pada mulanya bertanam sayur di pekarangan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan memanfaatkan halaman rumah yang tersisa, sehingga kegiatan ini banyak dikembangkan di pedesaan. Namun saat ini budaya bertanam sayuran di pekarangan ternyata juga disukai kalangan ibu rumah tangga di daerah perkotaan. Kegiatan ini cukup bermanfaat terutama jika kebutuhan sayuran yang mendesak. Daerah perkotaan ada yang sama sekali tidak memiliki lahan pekarangan maka bertanam sayuran dapat dilakukan di dalam pot atau dilakukan secara vertikultur. Dalam pemanfaatan pekarangan menjadi taman sayuran aspek budidaya dari tanaman tetap harus diperhatikan. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan pekarangan berapa pun luasannya akan memberikan hasil yang optimal. Taman sayur merupakan contoh taman yang multifungsi. Di satu sisi tampilannya cukup memberikan kesan dan ketika dipanen dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Bahkan jika jumlahnya cukup banyak  bisa dijual yang akan memberikan keuntungan ekonomis. Dengan taman sayur di pekarangan kita ikut mendukung gaya hidup hijau yang merupakan suatu usaha untuk mengatasi laju pemanasan global yang bisa kita mulai dari rumah kita. Dengan demikian kualitas udara di sekitar rumah kita menjadi lebih baik. Pada tahun 2002, konsumsi sayuran di Indonesia diperkirakan sekitar 59,2 kg/kapita/tahun. Usaha bertanam sayuran di halaman masih sangat diperlukan. Bagi masyarakat di pedesaan, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan juga untuk menambah penghasilan keluarga, karena hasil panen dapat dijual ke pasar. Kegiatan bertanam sayur di pekarangan saat ini telah menjadi alternatif penyaluran hobi yang banyak dilakukan ibu rumah tangga di kota.

Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna. Dalam perkembangan selanjutnya, teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam di pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sedikit pun. Bercocok tanam secara vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok tanam di kebun maupun di ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga. 
Model vertikultur yang digunakan adalah model sederhana. karena berbagai pertimbangan yaitu, model sederhana mudah dilakukan dan cocok digunakan untuk menambah semarak pekarangan. Dan juga, model sederhana cocok digunakan atau dipraktekan oleh pemula. Jenis tanaman yang akan digunakan dalam praktik budidaya secara vertikultur ini adalah jenis tanaman sayur seperti sledri, bawang pre, selada, sawi, bawang merah, kangkung, bayam merah, kol bunga, cabe, tomat, melon dan tanaman rimpang-rimpangan sebagai apotek hidup (jahe, kunyit, kencur, laos).
            Kelebihan sistem pertanian vertikultur: (1) efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional, (2) penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, (3) kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, (4) dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, (5) mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman, dan (6) adanya atap plastik memberikan keuntungan (a) mencegah kerusakan karena hujan, (b) menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan. Kekurangannya adalah (1) rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik, (2) investasi awal cukup tinggi, (3) system penyiraman harus continue, dan diperlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman.

Teknik budidaya secara vertikultur tidak bisa ditanami oleh semua jenis tanaman. Hanya tanaman-tanaman tertentu saja yang bisa ditanam di sana.  Ciri-ciri tanaman yang bisa ditanam secara vertikultur adalah memiliki akar serabut (perakaran rendah) dan tajuk tidak begitu lebar. Jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini sangat banyak, misalnya tanaman buah dan sayur semusim (sawi, selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-lainnya), juga bunga seperti anggrek, bougenville, mawar, melati, azelea dan kembang sepatu yang diatur tingginya dengan pemangkasan.
Cara penanaman tergantung pada jenis tanamannya. Ada yang dapat ditanam langsung di wadah vertikultur, ada yang harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang harus disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah. Pesemaian dibutuhkan oleh tanaman yang berbiji kecil, misalnya sawi, kubis, tomat, cabai, terong, lobak, selada dan wortel. Untuk tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan membutuhkan perawatan yang agak khusus, misalnya paprika, cabai hot beauty atau cabai keriting dan tomat buah dilakukan cara penanaman yang terakhir.
Teknik vertikultur bisa dikembangkan dengan menggunakan rak, menyusun batako di pojok tembok atau lainnya. Sementara, sebagai wadah tanaman, bisa digunakan gelas plastik dari air kemasan, botol bekas sampai kemasan tetrapak. Banyak tanaman bisa ditumbuhkan dengan teknik ini, tidak rusak juga. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman, bisa digunakan campuran tanah dengan kompos cacing dengan perbandingan 3:1. Pemeliharannya mudah, cukup dengan disemprot air. Dengan teknik vertikultur, maka setiap rumah tangga bisa memproduksi sayuran organik secara mandiri. Selain itu, kesehatan juga bisa diupayakan dengan herbal yang ditumbuhkan sendiri. Rumah juga lebih indah berkat tanaman hias (Kompas, 1 Desember 2011).
Alat yang diperlukan adalah sebagai berikut : 



- gergaji/parang 
- palu 
- paku 
- tang 
- gunting 
- cangkul 
- sekop 
- gembor 
- kayu



Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut : 



- pralon, bambu, talang, atau papan 
- kaso 
- reng 
- plastik bening 
- pupuk kandang 
- tanah gembur 
- sekam, serutan, atau gergaji kayu 
- kotak semai untuk benih



Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya tergantung lahan yang kita miliki. Kalau kita ingin membuat, sebaiknya diserahkan tukang kayu, karena biasanya begitu melihat gambar, mereka sudah bisa memperkirakan ukurannya sesuai dengan keinginan kita.
Untuk kesempatan kali ini, secara khusus akan dijelaskan wadah tanaman dan pralon bulat dengan posisi berdiri. Wadah ini bisa diletakkan di mana saja asal kena sinar matahari. Bisa untuk menanam sayur, tanaman hias ataupun anggrek. Wadah ini sangat cocok untuk lahan yang sangat terbatas dan apabila pandai mengaturnya bisa menjadi satu karya seni yang indah.
Di toko material biasa dijual pralon batangan. Setiap batang berdiameter 4 (empat) meter. Belilah pralon yang tidak terlalu tebal. Siapkan gergaji besi, penggaris atau meteran, lampu teplok, kayu bulat, dan sarung tangan. Untuk mempermndah bisa juga ditambahkan cat dengan warna sesuai selera.
Cara Pembuatannya:
- Ukur terlebih dulu jarak lubangnya, misalnya 10 sampai dengan 15 cm.
- Tandai silang dengan pensil sepanjang 10 cm.
- Dari batas 10 cm tersebut ukur naik 10 cm.
- Lakukan seterusnya sehingga sampai ujung pralon.
- Gergajilah setiap tanda silang dengan lebar 10 cm.
- Siapkan lampu teplok.
- Pralon yang sudah digergaji dipanaskan dengan lampu teplok.
- Bila sudah agak lembek, cepat tekan ke dalam dengan besi atau kayu bulat.
- Bagian atas ditekan ke dalam untuk menahan tanah / akar tanaman.
- Bagian bawah ditekan keluar.
- Agar bisa berdiri tegak, bagian bawah bisa di cor permanen atau bisa pula diberi pemberat semen dengan wadah kaleng atau pot.
Setelah lubang tanam selesai dibuat, siapkan gembur, pasir, dan kompos dengan ukuran 1 : 1 : 1 dan bisa ditambahkan pupuk urea. Biarkan selama lebih kurang 1 minggu dengan setiap kali disiram air dari lubang atas.
Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam wadah pralon. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari satu meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk.
Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di setiap lubang apabila media tanahnya berkurang. Apabila Anda punya sisa-sisa pralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah tanam yang indah dan unik.
Selain pembuatan lubang pralon seperti di atas bisa juga pralon dibuat lubang bulat-bulat kecil dengan cara dibor mengelilingi pralon. Untuk model ini sebaiknya menggunakan media yang ringan seperti sekam atau serutan yang sudah steril.

PEMELIHARAAN TANAMAN

A. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Ir. Joko Purnomosidi dari Dinas Pertanian DKI Jaya menyarankan agar buah tidak mudah rontok sebaiknya menggunakan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL sebaiknya setiap 5 sampai 6 bulan sekali. 
Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi (lihat artikel resep bokashi).

Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di swalayan-swalayan banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan. 

B. Pengendalian Hama

Saat ini banyak dijual racun pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan obat/racun pestisida.
Ada satu masukan dari Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara, yakni Bp. Memed Achmad, ahli pengendali hama penyakit tanaman. Untuk berkebun di rumah sebaiknya jangan menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.
Dalam praktik, penulis menggunakan furadan enam bulan sekali atau kalau benar-benar terpaksa sekali untuk tanaman keras saja, seperti belimbing, jeruk, mangga, dan jambu air. Apabila kita menyebarkan furadan di sekitar tanaman, maka cacing, lipan atau uret yang ada di dalam tanah akan muncul ke permukaan dan mati. Bangkai-bangkainya jangan dibuang, namun kubur saja di sekitar tanaman karena bisa menjadi pupuk. Hasilnya ternyata belimbing dan jeruk saya berbuah lebat.

C. Panen dan Pasca Panen
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, slada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila kita potong daunnya. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan kita bisa panen berulang-ulang. 
Selain tanaman sayuran dan obat-obatan, tanaman buah-buahan juga bisa ditanam secara vertikultur dengan wadah pot atau drum bekas dan rnenggunakan tangga berjenjang.

Secara teori tanaman buah yang disusun secara vertikultur tidak bisa menghasilkan buah yang maksimal. Untuk pasca panen kita bisa membuat aneka macam minuman, sirup dan selai. Apabila kita menanam tomat, selain bisa dibuat saus tomat, juga bisa dibuat minuman sari buah. Bila tomat dicampur belimbing, jadilah sari buah tobing (tomat dan belimbing) yang bergizi tinggi, juga sebagal obat penurun darah tinggi dan penurun kolestrol.
Belimbing wuluh yang sering terbuang-buang bila sedang berbuah lebat bisa kita buat manisan atau sirop segar. Beberapa kelompok tani di Jakarta yang sebagian besar anggotanya ibu-ibu rumah tangga, banyak yang berhasil membuat produksi pasca panen.
Ada pula yang berhasil memproduksi kapsul-kapsul tanaman obat dan kebun sendiri dan masyarakat di sekitarnya banyak yang terbantu dengan obat tradisional yang murah dan mujarab. Buah makuto dewo yang penampilannya seperti jambu bol dan buahnya nempel di pohon, kalau matang berwarna merah tua awalnya tidak diperhatikan, bahkan dibuang-buang karena tidak enak dimakan. Kini orang mulai memburu buah tersebut.
Kelemahan petani di daerah adalah penyimpanan dan pengolahan hasil pascapanen. Seringkali pula mereka tidak melihat dan mempertimbangkan pemasarannya. Juga petani sering ikut-ikutan. Begitu harga cabai mahal, semuanya menanam cabai. Akibatnya, hasil panen melimpah, harga anjlok dan petani merugi. Sebelum menanam sesuatu sebaiknya dipertimbangkan dulu situasi pasar. Untuk petani yang sukses, langkah mereka justru mencari pasarnya terlebih dulu baru menanam apa yang dibutuhkan pasar.
Upaya lain agar hasil Pasca Panen punya nilai lebih dan tahan lama hendaknya dilakukan pengolahan menjadi suatu produk yang mempunyai nilai lebih. Kelompok Wanita Tani Bunga Lili memanfaatkan buah-buah musiman untuk dijadikan sirup yang bisa bertahan kurang lebih 3 (tiga) bulan, juga sirup berkhasiat obat yang mulai digemari masyarakat. Bahan-bahannya memanfaatkan hasil panen petani yang dijual sangat murah, seperti jahe, sereh, daun pandan, daun jeruk dan lain-lain.

Senin, 19 Maret 2012

Alasan ku

aku diam dan berfikir…
apa yang membuatku mencintaimu?

mungkin karena keindahan jiwamu
aku belajar menjadi bijak darimu
atau mungkin karena kebaikan hatimu
karena kau tak ingin menyakiti orang lain
yang pasti, karena caramu tersenyum
caramu tertawa sampai bahumu bergetar
caramu menatapku dengan kelembutan yang dalam
caramu membiarkanku bersandar pada dadamu yang bidang
dan menjaga agar kepalaku tetap diposisi yang nyaman
caramu selalu membiarkanku menang untuk hal-hal kecil
caramu bersikeras menang untuk hal-hal yang lebih besar
caramu memegang tanganku dan membuatku merasa aman
caramu melindungiku dan sabar meredakan aku dalam kemarahan
caramu mengalah tapi lalu membuatku merasa bersalah
caramu berkata tegas dalam kalimat yang lugas
caramu memelukku, membuatku merasa sangat kecil
caramu menciumku, salah satu keajaiban di duniaku…
caramu mencintaiku, itulah yang membuat aku mencintaimu
hal-hal kecil yang kau lakukan, namun sangat berarti bagiku
yup, kau tahu,
aku mencintaimu…

"kutipan"


Tempat Bersejarah Buahdua Di Sumedang Menjadi Monumen Tidak Monumental

Para Pejuang Jainan Mataram & Revolusi Singgah Di Situ

GUNUNG Tampomas yang rindang seolah meneduhinya. Kesan nyaman terasa di daerah sekltarnya. Hanya sesekali terdengar suara kendaraan bermotor lewat atau deru mesin "heleur" penggiling padi. Suara seperti itu seakan alunan yang khas menghiasi daerah Buahdua, sebuah Kota Kecamatan bersejarah di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Penduduk daerah itu umumnya petani padi bahkan banyak yang digelari "bandar beras" yang terkenal dengan produkslnya "Beras Sumedang Kualltas Nomor Satu."
Jika memasuki daerah Buah¬dua dari arah kota Sumedang, berbagai macam panorama akan nampak. Petakan sawah berumpak seperti tangga, berpadu dengan kerimbunan pepohonan di sebelah ujungnya. Di antara petakan sawah terlihat kepulan asap seperti air sedang menguap. Di sekitar daerah Conggeang dan Cileungsing, kolam - kolam air panas yang langsung mengalir dari Gunung Tampomas, menambah kenyamanan suasana. Walaupun tanpa penataan yang sempurna, seperti layaknya tempat rekreasl, namun penduduk setempat maupun dari luar dae¬rah menjadikannya sebagal tempat wisata. Bahkan sebagian penduduk, ada yang memanfaatkan air panas di situ untuk pengobatan penyakit kulit.
Hampir masuk ke Kota Keca¬matan Buahdua, akan terlewati pula dinding bukit penuh batu-batu besar. Letaknya di pinggir jalan. Konon menurut penduduk, batu - batu besar itu berasal dari atas Gunung Tampomas yang digelindingkan oleh "Gerom-bolan Darul Islam" (DI) untuk menghalau tentara dan rakyat yang melakukan Pagar Betis. Batu-batu besar di pinggir jalan itu sepintas tak ada istimewanya. Namun benda itu merupakan monumen yang belum pernah tersentuh upacara peresmian. Padahal berhak sebagai saksi-mati bagi peristiwa Di dekade 1960-an.
Tahun 1949 daerah itu merupa¬kan basis tentara kita setelah per¬istiwa "Long March". Bahkan lapangan Darongdong di Desa Buahdua tak kurang memiliki. Arti penting dalam sejarah perjuangan Bangsa kita. Di tempat itulah tanggal 10 Nopember 1949 dilaksanakan upacara Kenegaraan penyematan Bintang Gerilya, setelah lima tahun Bangsa kita terlibat dalam revolusl - fisik. Yang hadir dalam upacara itu selain misi millter Kerajaan Be-landa juga hadir Sri Sultan Hamengkubuwono IX beserta Komandan Teritorium III Siliwangi Kolonel Sadikin. Sejak itulah Buahdua dijuluki sebagai Yogya-karta II.
Menengok jauh ke belakang, Buahdua memiliki arti penting, khususnya bagi Kabupaten Su¬medang. Menurut ceritera para orang tua "buhun" Buahdua memiliki arti strategis bagi kerajaan Mataram. Pasukan tentara Mataram ketika Itu hendak mela¬kukan penjelajahan ke Batavia.
Sehingga daerah Kerajaan Su¬medang yang terlewati dijadlkan tempat persinggahan bala - ten¬tara Mataram. Plhak kerajaan Sumedang Rd. Kartadibrata Kusumahdinata IV (Keturunan Raja Sumedang Larang) meng-angkat puttenya Raden Agus Salam menjadi "Cutak", yang di-tugaskan memimpin pasUkan "protokoler", sebagai penerima tamu rombongan Kerajaan Mata¬ram.
Rombongan Kerajaan Mata¬ram itu atas pertlmbangan sekuriti dari pihak Raja Sumedang, ditempatkan di Buahdua. Mungkin secara geografls Buahdua merupakan daerah tersembunyi,; daerah yang nyaman bagi kegiatan "refreshing" tentara, karena letaknya dinaungi Gunung Tampomas.
Semula rombongan Kerajaan Mataram yang akan tinggal di daerah Buahdua hanya sekedar dua - ratus orang saja. Namun ternyata pada waktunya membengkak jadi dua-ribu orang. Betapa rumit teknis pengaturannya, terutama dalam hal pengadaan makanan. Kenyataan ini tentu merupakan tanggungjawab Rd Agus Salam.
Berkat usaha keras Rd Agus Salam dengan kemampuan "meta-rasional" yang dianggap "paranormal" Oleh orang - orang sekarang, ternyata persiapan makanan yang diperlukan untuk menjamu rombongan berjalan lancar, tepat pada waktunya. Bahkan ketika rombongan met ninggalkan Buahdua, "Tim Pro1 tokoler" pimpinan Rd Agus Salam sempat memberikan bing-kisan makanan untuk perbekalan perjalanan menuju Batavia.
Peristiwa tersebut dinilai pihak Kerajaan Sumedang maupun Mataram, sebagai satu keberhasilan Rd Agus Salam. Beliau diju¬luki orang ahli dalam hal membagi - bagi makanan. Dalam Bahasa Sunda dikenal dengan isti-lah "Juru Duum" atau "Malandang". Kata - kata itu kini diabadikan menjadi nama sebuah dusun dan tempat pemakaman Rd Agus Salam. Dusun Malandang terletak sebelah barat kota Kecamatan Buahdua.
Keharuman nama Rd Agus Salam menjadi kebanggaan seluruh penduduk Buahdua. Mulai saat itu bahkan hingga sekarang, kawasan kekuasaan Rd Agus Salam menjadi "panyeuseupan" Penduduk dalam hal kesuburan. "Panyeuseupan" (tempat mengisap), menurut riwayat, dianalogikan dengan "Buah - Dada" (Sunda: Pinareup) sebagai sumber makanan awal kehidupan manusia. Mungkin kata - kata "Buah Dada" dianggap orang dari generasi berikutnya terlampau "vulgar", maka dirubah menjadi "Buahdua". Sementara itu makam Rd Agus Salam lebih terkenal dengan makam Eyang Malandang.
Makam itu terletak sekitar satu km dari kota kecamatan. Menuju ke makam itu, harus berjalan kaki beberapa meter melewati pesawahan. Dirimbuni pohon bambu dan alang - alang, pinggirannya hanya dipagar bambu. Sebagai batu - nisannya cukup dengan-potongan kayu. Yang jelas makam itu merupakan monumen yang memiliki nilal sejarah yang tidak monumental lagi. (WAN ABAS)*** 1

Alfabet Sukses. . .

A : Accept. Terimalah diri anda sebagaimana adanya.
B : Believe. Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
C : Care. Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan     dalam hidup.
D : Direct. Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan     kepercayaan diri.
E : Earn. Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap     berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face. Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G : Go. Berangkatlah dari kebenaran.
H : Homework. Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk     pengumpulan informasi.
I : Ignore. Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai     tujuan.
J : Jealously. Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai     kelebihan anda sendiri.
K : Keep. Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn. Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak     mengulanginya.
M : Mind. Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never. Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.
O : Observe. Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan,     dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience. Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda     terus berusaha.
Q : Question. Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan     menambah ilmu.
R : Respect. Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self confidence, self esteem, self respect. Percaya diri, harga     diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-    saat tegang.
T : Take. Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.
U : Understand. Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang     dapat mengalahkan anda.
V : Value. Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang     terbaik.
W : Work. Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.
X : X’tra. Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You. Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero. Usaha nol membawa hasil nol pula.