Powered By Blogger

Jumat, 11 Maret 2011

tugas kuliah 1; kaktus


1 Tanaman Kaktus

Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Ada lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Mereka bisa tumbuh subur di lahan tandus dan kekurangan air.
            Banyak orang membudidayakan tanaman kaktus karena mudah dalam perawatan dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kaktus merupakan tumbuhan asli Amerika. Kaktus itu ada bermacam-macam. Ada yang bentuknya seperti batu-batu kecil yang ukurannya tidak lebih dari 5 cm, misalnya Lithop, Titanopsis, Lapidaria, Penestraria, dan Gibbaeum. Ada pula kaktus-kaktus raksasa yang sering kita lihat di film-film koboi, seperti Cereus peruvianus.
            Kaktus termasuk kelompok tanaman succulent yaitu tanaman yang banyak mengandung air di tubuhnya, sama seperti lidah buaya dan cocor bebek. Selama musim penghujan, batang kaktus akan membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan menyusut. Bunga kaktus sangat menyolok dan cukup berbeda daripada bunga tanaman lain.
            Jagoan bunga kaktus bisa Anda lihat pada Epiphyllum atau dikenal juga dengan nama kaktus anggrek. Bunga Epiphyllum sangat harum dan diameternya bisa mencapai 20 cm. Struktur khas dari tanaman kaktus adalah durinya. Duri kaktus bisa sangat pendek dan kecil sampai-sampai sulit teramati seperti pada Schlumbergera, atau sangat besar dan tajam seperti pada Echinocactus. Getah kaktus bening dan encer.
            Orang Indian kuno sangat sering memanfaatkan getah kaktus sebagai obat tradisional. Penanaman kaktus sebagai tanaman hias dimulai oleh suku Aztec beratus-ratus tahun yang lalu. Di Indonesia pun kaktus tidak kalah saing dengan tanaman hias berbunga lainnya dan telah punya penggemar yang setia.


1.1.1 Sejarah dan Morfologi

Penemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias (1535). Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. Genus kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. Seorang botaniawan asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.
            Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika, yang notabene tempatnya bertumbuh. Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh.

1.1.2 Syarat Tumbuh

Syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada ketinggian 1200 mdpl, suhu udara berkisar antara 160-340C. Untuk perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-350C. Khusus untuk kaktus hibrida hasil penempelan, dapat tumbuh di daerah pegunungan bersuhu 160-240C. Dapat pula hidup di dataran rendah bersuhu panas, tetapi menyebabkan warna batang cenderung kusam. Kelembaban udara (rH) berkisar antara 30%-90%. Curah hujan rendah, 60 mm/bulan. Intensitas penyinaran 50-80%.

1.1.3 Teknik Budidaya

Tanaman kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan dua cara, antara lain :
1. Perbanyakan Generatif
Kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan biji yang telah diseleksi terlebih dahulu.
2. Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif kaktus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Stek batang atau cabang
Perbanyakan ini bertujuan untuk memproduksi batang bawah.
b. Anakan
Jenis kaktus yang dapat diperbanyak dengan cara ini adalah kaktus yang berukuran bulat dan pendek.
c. Penyambungan (Grafting,Enting)
Prinsip penyambungan adalah menggabungkan dua jenis kaktus untuk memperoleh tanaman baru yang berkualitas baik dan memiliki harga jual yang tinggi.
Adapun metode penyambungan yang dilakukan antara lain:
- Metode sambung rata (Flat Grafting)
- Metode sambungan celah atau belah (Split Garafting)
- Metode sambungan serong (Side Grafting)

1.1.4 Pengendalian Hama dan Penyakit

            Secara umum, musuh kaktus bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hama dan penyakit. Yang disebut hama adalah gangguan terhadap tanaman kaktus yang ditimbulkan oleh hewan. Adapun penyakit adalah gangguan terhadap kaktus yang timbul karena penyebab selain hewan (misalnya jamur, bakteri, dan virus).
1. Hama
Hama Tungau
Gejala: Seluruh permukaan tanaman kaktus berubah menjadi coklat akibat matinya jaringan klorofil.
Pengendalian: Tungau dapat dikendalikan secara mekanik atau kimia. Secara mekanik, gosok batang kaktus memakai cotton bud atau sikat gigi yang sudah dicelup larutan sabun (terdiri dari 1 sendok makan detergen atau sabun colek yang dilarutkan dengan 5 liter air). Adapun secara kimia, tungau dikendalikan dengan menyemprot Omite 570 EC dengan dosis 1-2 gram/liter air. Jika serangan sudah terlalu parah, sebaiknya bagian kaktus yang terinfeksi dibuang.
Kutu Putih (mealy bug)
Gejala: Kaktus terlihat kotor karena terselubung semacam selaput seperti kapas kehitaman.
Pengendalian: Sikatlah bagian yang terserang dengan sikat gigi atau kuas. Jika ingin menanganinya secara kimia, semprotkan Basudin dengan dosis 2 ml/liter air, tiap 10 hari sekali sampai serangan kutu hilang.
Kutu Batok
Gejala: Kutu batok ini menyerang kaktus dengan cara mengisap cairan dalam tanaman sehingga kaktus berubah menjadi kekuningan (seperti daun yang layu) dan akhirnya mati.
Pengendalian: Jika serangan sudah parah, sebaiknya kaktus dibuang saja sebelum menular ke kaktus lain. Namun, jika serangan masih dini, rendam kaktus dalam larutan sabun (1 sendok makan detergen atau sabun colek dalam 5 liter air) selama 15 menit.
Kutu Sisik
Gejala: Permukaan batang kaktus terlihat kotor atau kusam, dan lama-lama pertumbuhannya makin merana. Kutu sisik juga dapat mengundang kedatangan semut sehingga kaktus dikerubungi semut.
Pengendalian: Secara mekanik, kutu sisik dapat dikendalikan dengan cara membersihkan permukaan kulit batang kaktus menggunakan sikat halus atau kuas. Pengendalian secara kimia, semprotkan Decis 2,5 EC dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan.
Kutu Wol
Gejala: Bagian yang terserang menjadi lemah karena cairan tanaman diserap oleh sang kutu. Lama kelamaan, ruas-ruas batang menjadi layu dan berguguran.
Pengendalian: Sama seperti pengendalian kutu sisik.
Cacing
Gejala: Bagian yang diserang oleh cacing adalah akar kaktus. Akibatnya, akar menjadi rusak dan tak dapat berfungsi. Akhirnya, tanaman akan mati.
Pengendalian: Sebelum menanam, sebaiknya bagian akar kaktus disterilkan lebih dulu dengan alkohol 70 persen. Atau bisa juga dengan mencampurkan Furadan dalam media tanam.
Bekicot atau Keong
Gejala: Tunas-tunas kaktus menjadi rusak dan bentuknya tak beraturan. Kadang-kadang pada serangan yang lanjut, kaktus bisa membusuk.
Pengendalian: Tangkap bekicot/keong lalu dibuang atau dibakar. Kemudian lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus.
Semut
Gejala: Akar dan tunas muda rusak karena biasanya semut hidup di dalam tanah atau di bawah perakaran kaktus.
Pengendalian: Singkirkan dulu semutnya dengan menjemur kaktus di bawah terik matahari. Kemudian, lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus. Kecoa tanah
Gejala: Terjadi kerusakan pada bagian akar kaktus sehingga akibat yang terlihat pertumbuhan kaktus terhambat bahkan sampai mati. Kecoa biasanya "terselip" pada pupuk kandang.
Pengendalian: Ganti media tanam kaktus dengan bahan yang sudah disterilkan lebih dahulu.
Tikus rumah
Gejala: Hama yang satu ini gemar melahap buah kaktus yang masak atau menggerogoti batang kaktus (pada golongan yang tidak berduri seperti Gymnocalycium).
Pengendalian: Memasang perangkap tikus di sekitar lokasi kaktus dan membersihkan lingkungan di sekitar kaktus dari sampah-sampah tempat tikus bersarang.
2. Penyakit
Busuk Pangkal Batang
Gejala: Busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur. Batang terinfeksi menjadi busuk dan berwarna coklat tua. Di sekitarnya muncul bulu-bulu berwarna putih yang merupakan miselium jamur.
Pengendalian: Pilihlah bibit yang benar-benar sehat dan berkondisi prima. Jika menyiram, usahakan air jatuh langsung pada media tanam dan tidak terkena kaktusnya. Tanaman yang sudah parah, sebaiknya dibuang saja. Jika masih dini, semprot dengan Benlate T20 KIP dengan dosis 1 -2 gr/ liter air.
Busuk Bakteri
Gejala: Tanaman yang terinfeksi bakteri Pseudomonas Sp. menjadi layu, kusam, dan mengandung lendir berwarna putih kotor. Tanaman kemudian membusuk perlahan-lahan dan akhirnya mati.
Pengendalian: Buang bagian tanaman yang terinfeksi dan jauhkan dari tanaman kaktus lain yang sehat. Untuk mencegah serangan penyakit ini, media tanam yang digunakan sebaiknya disterilkan lebih dulu.
Penyakit Tepung
Gejala: Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Kaktus yang terserang, permukaan batangnya akan ditutupi lapisan putih kelabu yang jika disentuh akan terasa bertepung. Jika serangannya cukup berat, pada batang akan muncul bercak-bercak kecoklatan.
Pengendalian: Taburkan tepung belerang secukupnya pada permukaan batang kaktus yang sakit.
Layu Fusarium
Gejala: Batang yang terserang penyakit ini akan berwarna suram dan menjadi layu. Pada serangan yang berat, batang akan membusuk dan berwarna kecoklatan. Jika batang diiris, akan terlihat bentuk seperti cincin berwarna coklat tepat di bawah kulit batang.
Pengendalian: Semprotkan Benlate T20 KIP dengan dosis 1-2 gr/ liter air. Tanaman yang sakit sebaiknya dijauhkan dari tanaman yang sehat. 

0 komentar:

Posting Komentar